Blog Perdana Dengan Sejuta Asa
Senin malam, 9 Januari 2023 merupakan hari pertama kegiatan KBMN (Kelas Belajar Menulis Nusantara) gelombang 28 diadakan. Ini juga kali pertama saya mengikuti kegiatan yang diadakan oleh organisasi PGRI. Sebelumnya saya belum pernah membuat blog pribadi apalagi menulis dalam blog. Selama ini jika ada seliweran informasi tentang pelatihan menulis dari komunitas-komunitas, saya acuhkan entah mengapa. Namun saat Pak Da’il Maruf membagi informasi tentang kegiatan KBMN PGRI 28 di Whats app Grup IGI Kota Serang, saya merasa penasaran dan tertarik. Padahal kalimatnya sangat simple: “Jika ada yg mau bljr menulis gabung sekarang. Free. Kurang 2 peserta”. Tidak ada kata-kata manis free sertifikat, free modul, dan sebagainya, yang membujuk ini itu layaknya informasi webinar atau diklat online lainnya. Kemudian saya mencoba klik tautan Whats app group yang dibagikan oleh Pak Da’il. Kemudian saya bergabung, yang ada di benak saya kala itu adalah gabung saja dulu. Lanjut atau tidak bagaimana nanti. Sayangnya saya melewatkan acara pembukaan KBMN 28.
Di
Senin malam itu, yang menjadi narasumber adalah Bapak Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd yang
akrab disapa Om Jay dan moderatornya Bapak Dail Maruf, M.Pd. Saya menyimak
materi yang disampaikan oleh narasumber. Di awal saya merasa biasa saja, belum
merasa gereget. Namun semakin malam, materi, penjelasan, motivasi, dan jawaban
dari Om Jay semakin membakar semangat dan semakin membuat saya tertantang untuk
membuat blog dan mulai menulis. Jawaban-jawaban Om Jay atas pertanyaan dari
para peserta KBMN 28, semakin membuat saya penasaran dan tertantang. Lalu
kemudian saya scroll ke atas obrolan di whatss app group KBMN 28 yang
saya lewati dari sore harinya. Saya menemukan pesan menyentuh yang disampaikan
oleh Om Jhay, yaitu “Menulislah sebelum tidur. Tak perlu Panjang kalimatnya.
Barangkali itu pesan terakhirmu. Seorang kawan menulis singkat di WA Group.
Besoknya di dikabarkan meninggal dunia. Pesannya singkat saja. BUATLAH BUKU
SEBELUM MATI.” Sungguh ada getar di hati begitu membaca pesan ini. Saya
jadi betul-betul ingin menulis. Belajar menulis. Saya ingin hidup lebih lama
melalui tulisan yang saya tinggalkan nanti, meskipun saya sudah tiada di dunia.
Ketika membaca judul buku Om Jay “Menulislah Setiap Hari dan Buktikan Apa
yang Terjadi!”, membaca obrolan Om jay “Rahasia bisa menulis setiap hari
adalah membaca tulisan orang lain”, “Bila anda rabun membaca, maka anda akan
lumpuh menulis”, “Kebanyakan orang tidak bisa menulis karena malas membaca
tulisan orang lain. Atau merasa tulisannya yang paling hebat. Padahal di atas
langit ada langit. Kita harus melepas baju kesombongan kita”, “Mulailah menulis
dari apa yang kita sukai dan kuasai”, rasa penasaran saya semakin menjadi-jadi.
Om Jay juga membagikan
pengalamannya, menjadi penulis terkenal dimulai dari menulis di blog pribadi. Di
tahun 2007, Om Jay bertemu dengan seorang blogger terkenal yang juga kepala
SMK. Dari yang awalnya tidak mengenal apa itu blog, hingga mulai membuat blog
sendiri di blogger.com. Di tahun 2008, sekolah Om Jay mendapat musibah
kebakaran. Sejak saat itu, Om Jay mulai memanfaatkan blog sebagai media
pembelajaran. Om Jay juga mengajak siswanya menulis di blognya yang kemudian
menjelma menjadi buku “Yuk Kita Ngeblog” dan mendapat juara pertama lomba buku
pengayaan Depdikbud yang hadiahnya sebesar Rp. 20,000,000. Lalu kemudian berkat
pertemuan dengan Bapak Dedi Dwitagama, Om Jay juga mendapat juara pertama lomba
blog dari pusat Bahasa di tahun 2009. Menurut Om Jay, Kalau kita punya Blog,
menulis setiap hari akan terasa indah. Tulisan-tulisan di blog akan menjelma
menjadi buku, bahkan dapat penghasilan tambahan dari menulis.
Melalui
menulis juga, Om Jay bisa bertemu Presiden Jokowi di Istana. Saat bertemu Presiden,
Om Jay juga menyampaikan aspirasi tentang fasilitas akses internet yang
seharusnya didapat oleh sekolah-sekolah agar banyak guru yang termotivasi
menjadi blogger. Selain itu, Om Jay juga menyampaikan informasi tentang mata
pelajaran TIK yang dihapus dan diganti mata pelajaran prakarya pada tahun 2013.
Padahal di era revolusi industry 4.0, bahkan 5.0, TIK merupakan hal yang tidak
dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Alhamdulillah, melalui tulisan,
perjuangan Om Jay mengembalikan TIK ke dalam kurikulum dapat menembus tembok
istana, saat ini mata pelajaran TIK kembali ada di kurikulum merdeka dengan nama
informatika.
Malam itu, Om
Jay terus memotivasi peserta KBMN PGRI gelombang 28. Beliau mengatakan, “menulis
setiap hari akan berbuah prestasi Ketika anda menulis dengan hati. Dengan
menulis dengan hati, maka akan bertemu dengan hati. Menulis dengan hati, maka
engkau akan bertemu dengan pembaca setiamu. Menulis akan mudah jika langsung
dilihat dan dialami serta didengarkan langsung. Menulis setiap hari harus
ikhlas. Hanya memberi tak harap kembali. Berbagi ilmu setiap hari dan berbagi
pengalaman kepada semua orang. Hasilnya banyak orang yang mendoakan Om Jay
menjadi doctor pendidikan”. Om Jay Sudah memberikan banyak bukti bahwa menulis dapat
juga merupakan hobi yang dibayar. Namun Om Jay juga mengingatkan agar
berhati-hati bahwa menulis, harus berpikir dulu sebelum memposting tulisan
tersebut.
Selain Om Jay sebagai narasumber yang sangat menginspirasi dan memotivasi, Pak Da’il Maruf juga sangat piawai membawakan acara yang hanya melalui chat di Whats app group yang biasanya monoton dan membosankan, namun di kegiatan KBMN PGRI gelombang 28 semalam, saya seperti terhipnotis, menyenangkan sekali dapat mengikuti kegiatan KBMN 28. Tak lupa para peserta yang berjumlah 1000 orang, luar biasa semangat dalam memberi respon dan pertanyaan-pertanyaan berkualitas ikut membakar semangat saya untuk mengikuti kegiatan KBMN 28 sampai tuntas, menghasilkan blog pribadi, 30 tulisan resume kegiatan KBMN 28, dan buku solo. Aamiin. Semoga kita semua, Narasumber, moderator, dan para peserta selalu diberikan sehat, semangat dan Bahagia dalam mengikuti kegiatan KBMN dan betul-betul dapat mewujudkan kegiatan menulis setiap hari. Aamiin.
Komentar
Posting Komentar